Pernahkah kamu diminta untuk menulis sebuah cerita berdasarkan urutan waktu dan tempat? Penulisan semacam itu dinamakan menulis paragraf naratif. Apakah yang dimaksud paragraf naratif? Bagaimana pola penulisan paragrafnaratif? Nah, pada pembelajaran ini kamu akan berlatih menuangkan gagasan ke dalam paragraf naratif.
Pengertian Paragraf Naratif
Paragraf naratif pada hakikatnya adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa yang membentuk suatu jalinan cerita. Karangan jenis ini bersifat kisahan suatu peristiwa yang disusun secara urut.Jenis Paragraf Naratif
Paragraf naratif terbagi menjadi dua jenis, yakni naratif fiksi dan naratif nonfiksi. Naratif fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif/khayal. Naratif jenis fiksi biasanya digunakan dalam penulisan novel, cerpen, atau dongeng. Naratif nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwaperistiwa faktual. Naratif jenis ini biasanya digunakan dalam penulisan laporan berita/peristiwa.Perbedaan naratif fiksi dan nonfiksi adalah sebagai berikut.
Langkah-Langkah Menyusun Paragraf Naratif
Untuk menyusun sebuah karangan narasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.a. Tentukan pokok permasalahan (tema) yang akan dijadikan inti cerita.
b. Tentukanlah pelaku atau tokohnya.
c. Susun alur/bagian-bagian cerita secara urut.
d. Rangkailah menjadi suatu cerita yang padu berdasarkan urutan tempat, ruang,dan waktu.
e. Susunlah kerangka karangan.
f. Kembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh. Sekarang, coba pahami dua teks paragraf jenis naratif berikut ini!
Sebuah paragraf tersusun atas rangkaian kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Jika tidak terdapat keduanya, maka belum bisa dikatakan sebagai paragraf. Paragraf yang baik setidaknya memuat 4 unsur berikut.
Menulis |
a. Kesatuan (kohesi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung suatu hal atau tema tertentu.
b. Kepaduan (koherensi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan apabila semua kalimat yang membangun paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya yang membentuk paragraf tersebut.
c. Kelengkapan: sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraph tersebut dibangun oleh beberapa kalimat yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas.
d. Kevariasian: sebuah paragraf dinyatakan memenuhi kriteria kevariasian apabila kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut bervariasi baik dari segi struktur kalimat, bentuk kata, maupun pilihan kata (diksi) yang digunakan.
Paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif (campuran). Sedangkan berdasarkan teknik pemaparannya, paragraf dibedakan atas paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Bilamana kita memanfaatkannya? Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan penulisan paragraf. Paragraf naratif merupakan suatu bentuk paragraf yang berusaha menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan nyata sehingga seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Unsur-unsur penting dalam paragraph naratif adalah unsur perbuatan atau tindakan, tempat dan rangkaian waktu. Oleh karena itu sebuah paragraf naratif seringkali digunakan dalam penulisan prosa dalam karya sastra. Paragraf naratif atau paragraf dalam bentuk narasi, biasanya mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
Berikut contoh yang kami cantumkan. Perhatikan dengan baik-baik
“Pukul dua malam Marni bangkit. Mula-mula ia berjalan menuju kamar suaminya. Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak laki-laki itu naik dan agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat. Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul. Ketika rasa benci mulai merayap di hati Marni, ia berbalik ke dipan sebelah. Di sana kedua anaknya lelap. Kesucian dua bocah itu tergambar
pada kedamaian wajah mereka. Marni hanya membetulkan letak selimut anaknya lalu keluar. Ia masuk ke kamar Tini. Ditatapnya wajah gadis itu lama-lama. Hidung itu persis hidung Karman, juga bibir Tini. “Anakku, kukira benar kata orang. Kau cantik. Mudah-mudahan kau
lebih beruntung dalam hidupmu. Berbahagialah, besok kau akan bertemu dengan ayahmu. Oh kau tak tahu siapa sebenarnya yang lebih berhasrat berjumpa dengan ayahmu.”
(Ahmad Tohari dalam Novel Kubah)
Coba perhatikan dan pahami sekali lagi penggalan teks di atas. Penggalan dari novel Kubah di atas ditulis dengan memanfaatkan paragraf naratif.
Dipandangnya Parta yang tetap tertidur meskipun dengan
tarikan-tarikan napas yang berat. Pundak laki-laki itu naik dan
agak maju, ciri utama seorang penderita asma. Wajahnya pucat.
Tulang pelipis dan tulang pipinya menyembul.
Penggambaran penulis tentang seorang penderita asma di atas mampu membuat pembaca seolah-olah mengenali sosok Parta yang menderita penyakit asma, selain juga memahami bahwa orang yang berpenyakit asma mempunyai bentuk badan yang khas. Kemampuan menggambarkan dan menuangkan dalam paragraf naratif ini tidak muncul begitu saja melainkan melalui latihan terus-menerus serta melakukan pengamatan yang intens terhadap segala sesuatu yang terjadi baik di sekitar lingkungan kita atau saat kita berada di tempat
lain.
sumber: http://www.ilmubahasa.net/2015/03/cara-menulis-paragraf-naratif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar