z

Senin, 23 Mei 2016

Syair: Pengertian, Ciri, Contoh Syair

Pengertian, Ciri, Contoh Syair - Apa yang dimaksud dengan syair? Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'ur yang artinya "perasaan". Dilihat dari asal katanya, syair dapat diartikan sebagai ekspresi perasaan atau pikiran pembuatnya. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain. Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal rima dan ritma.

Pengertian Syair

Pengertian, Ciri, Contoh Syair
Syair
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
  1. Syair Panji: Syair panji adalah syair yang berisi/bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam istana (kerajaan), keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. Contohnya “Syair Ken Tambunan”.
  2. Syair Romantis: Syair romantis adalah syair yang berisi tentang percintaan pelipur lara, cerita rakyat. Contohnya, “Syair Bidasari”.
  3. Syair Kiasan: Syair kiasan adalah syair yang menceritakan tentang percintaan antara ikan, burung, bunga, atau buah-buahan yang semuanya itu hanyalah simbolik yang terkandung di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu. Contohnya, “Syair Burung Pangguk”.
  4. Syair Sejarah: Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah terpenting, misalnya tentang peperangan. Contoh, “Syair Perang Mengkasar”.
  5. Syair Agama: Syair agama adalah syair yang mengandungi tema ajaran ilmu tasawuf. Syair agama tergolong syair terpenting, terbagi menjadi empat, yaitu syair sufi, syair tentang ajaran Islam, syair riwayat Nabi, dan syair nasihat.

Ciri Ciri Syair

Ciri-ciri syair antar lain sebagai berikut:
  • Syair terdiri atas empat baris/larik dalam setiap bait.
  • Syair tidak memiliki sampiran, seperti halnya dalam pantun. Dengan kata lain, semua baris mengandung isi dan makna.
  • Syair tidak selesai dalam satu bait.
  • Makna syair ditentukan oleh bait-bait berikutnya (hampir sama dengan paragraf dalam cerita).
  • Pola rimanya a-a-a-a (rima sama).
  • Irama terjadi pada setiap pertengahan baris antara empat hingga enam suku kata.

Contoh Syair

Contoh syair yang sering ditemukan dapat berbentuk nasihat, agama, pendidikan, cinta, dan lain-lain. Berikut ini kami sajikan beberapa contoh syair tersebut:

Contoh Syair Nasihat

Wahai Ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan

Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban

Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat

Wahai Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah

Wahai Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan

Contoh Syair Pendidikan

Bangunan ini sudah tua
Namun jangan dikira renta
Kemarilah untuk bermimpi dan berharap
Tentang gelora masa muda

Jika memang punya mimpi
Datanglah belajar di sini
Sebagai bekal untuk diri
Kelak berguna masa nanti

Bangunan tua ini sekolahmu
Sekolah untuk menimba ilmu
Belajar tekun bersama Guru
Untuk ilmu yang baru

Contoh Syair Cinta Romantis

Dengan bismillah permulaan warkat
Diambil kertas kalam diangkat
Pena dan tinta jadi serikat
Menyampaikan hakikat dengan hasrat

Pena menyelam dawat menyambut
Terbentang kertas putih umbut
Kalam menari kata disebut
Jejak terbentang sebagai rambut

Awal mulanya surat direka
Kenangan menyerang tidak berjangka
Siang malam segenap ketika
Wajah Adinda rasa di muka

Surat inilah pengganti diri
Datang menjelang muda bestari
Duduk berbincang berperi-peri
Melepas rindu hati sanubari
Sekian uraian tentang Pengertian, Ciri, Contoh Syair, semoga bermanfaat.


sumber: http://www.pengertianahli.com/2015/04/syair-pengertian-ciri-contoh-syair.html

Pengertian Musikalisasi Puisi, Contoh dan Cara Membuatnya

Pembahasan kalil ini adalah tentang definisi dan pengertian musikalisasi puisi, contoh musikalisasi puisi, dan cara membuat musikalisasi puisi.

Apakah di antara kamu ada yang suka musik? Tentu, ada. Tahukah kamu bagaimana proses penciptaan lagu atau lirik?

Musik apa saja atau lagu apa saja dalam proses penciptaan ada yang dimulai dengan menciptakan lagu dulu atau arransmen dulu baru liriknya, atau sebaliknya.

Banyak pemusik yang menciptakan lirik dulu baru lagunya. Jika itu yang dilakukan, liriknya biasanya sangat puitis.

Pengertian Musikalisasi Puisi

Musikalisasi Puisi adalah pembacaan puisi dengan iringan musik atau pemberian titinada atau tangga nada pada baris-baris puisi sehingga puisi tersebut dapat dinyanyikan.
Tidak sedikit syair lagu yang bentuk serta isinya berupa puisi. Syair lagu itu jika dibacakan atau dideklamasikan akan terasa sekali bahwa di dalamnya mengandung makna yang dalam dan tajam dengan kata-kata penuh kias dan padat isinya.

Sebaliknya karya sastra yang berupa puisi dapat dinyanyikan seperti lagu dengan menciptakan sebuah aransmen untuk sebuah puisi.

Sekarang ini sudah cukup banyak puisi-puisi terkenal karya sastrwan kita yang sudah dimusikalisasi atau dibuat lagunya.

Cara Membuat Musikalisasi Puisi

Banyak puisi yang dapat dilagukan. Tidak sedikit juga lagu yang syairnya sangat puitis. Puisi dapat diekspresikan dalam bentuk lagu disertai dengan iringan musik.

Iringan musik tidak harus menggunakan alat musik yang canggih. Iringan dapat menggunakan alat musik seadanya misalnya tepukan tangan, ketukan meja, atau alat sederhana yang lain dapat.

Pengekpresian puisi dengan musik atau lagu seperti itu disebut musikalisasi puisi. Aransemen lagu dalam puisi yang akan dimusikalisasi harus disesuaikan dengan tema atau pesan yang terkandung dalam isi puisi.

Antara tema, pesan, dan isi puisi dengan irama musiknya harus selaras. Puisi yang bertema perjuangan penuh semngat dapat dinyanyikan dengan irama mars. Puisi yang isinya khidmat atau khusyuk dapat dinyanikan dengan irama slow.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi antara lain:

1. Penghayatan, yaitu pemahaman isi puisi yang akan dimusikalisasi.

2. Vokal, yang meliputi kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, ketahanan.
3. Penampilan, yakni dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak dibuatbuat, sesuai dengan penghayatan isi puisi yang dibawakan.

Contoh Musikalisasi Puisi

Nyanyikan syair lagu karya Bimbo yang sangat terkenal berikut ini!

                 Tuhan

Tuhan
Tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala peluh

Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa
Di Mana aku memuja
Dengan segala doa

Aku jauh, Engkau Jauh
Aku dekat, Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa berpadu

Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa
Di mana aku memuja
Dengan segala doa

Aku jauh, Engkau Jauh
Aku dekat, Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa berpadu

Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa
Di mana aku memuja
Dengan segala doa

                   Bimbo

Membuat aransmen lagu sebuah puisi melibatkan daya kreativitas yang tinggi. Penciptaan aransmen lagu puisi akan melahirkan sebuah lagu yang merdu untuk didengarkan.

Amati kemudian nyanyikan aransmen lagu puisi berjudul Karangan Bunga karya Taufik Ismail berikut ini!

Pengertian Musikalisasi Puisi, Contoh dan Cara Membuatnya
Contoh: Syair Lagu Karangan Bunga

Karangan Bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Bagi kakak kami yang ditembak mati
Siang tadi

sumber: http://www.dosenpendidikan.net/2015/11/pengertian-musikalisasi-puisi-contoh-dan-cara-membuatnya.html

Pengertian Pantun, Ciri Pantun, & Macam-Macam Pantun

Pengertian Pantun, Ciri, Macam-Macam Pantun|Secara Umum, Pengertian Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik, berima silang (a-b-a-b), irama yang indah, dan memiliki makna yang penting. Pantun merupakan puisi lama melayu Indonesia yang berasal dari bahasa jawa kuno yaitu "tuntun", yang berarti mengatur atau menyusun. Pada awalnya, pantun merupakan karya sastra Indonesia lama dengan pengungkapan secara lisan, tetapi semakin berkembangnya pantun kini telah diungkapkan secara tertulis.

Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus dan menegur. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.

Ciri-Ciri Pantun 

Ciri-ciri utama pantun adalah sebagai berikut..
  • Pantun mempunyai bait, setiap bait pantun disusun oleh baris-baris. Satu bait terdiri dari 4 baris. 
  • Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. 
  • Setiap baris terdiri dari 4-6 kata
  • Setia bait pantun terdiri dari sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, namun lebih baik apabila kata-kata pada sampiran merupakan cermin dari isi yang hendak disampaikan). 
  • Pantun bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a- (tidak boleh a-a-b-b atau sajak lain). 
Menurut Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut...  
  • Terdiri dari empat baris 
  • Tiap baris terdiri dari 9-10 kata 
  • Dua baris pertama disebut sampiran sedangkan dua baris berikutnya berisi apa maksud si pemantun yang mana di bagian ini disebut isi pantun. 

Syarat-Syarat pantun 

Adapun syarat-syarat pantun antara lain sebagai berikut...
  • Satu bait pantun terdiri dari 4 baris 
  • Baris ke -1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun 
  • Satu baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata 
  • Pantun bersajak a-b-a-b 

Macam-Macam Pantun

Macam-macam pantun diketogorikan dalam 2 macam antara lain sebagai berikut...
1. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Siklus Kehidupan (Usia) 
  • Pantun Anak-Anak adalah pantun yang memiliki kaitan dengan masa kanak-kanak yang mana pantun ini menggambarkan makna suka cita maupun duka cita.
  • Pantun Orang Muda adalah pantun mengenai kehidupan masa muda yang berisi atau berkmakna perkenalan, hubungan asmara dan rumah tangga, perasaan (kasih sayang, iba, iri, dll), dan nasib.
  • Pantun Orang Tua adalah pantun mengenai orang tua mengenai ada budaya, agama, nasihat dll.
2. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Isinya 
  • Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi hal-hal lucu dan menarik
  • Pantun Nasihat adalah pantun yang berisi nasihat dengan tujuan mendidik, dan memberikan nasihat moral, budi perkerti, dll.
  • Pantun Teka-Teki adalah pantun yang berisikan teka teki dan pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk teka-teki pantun tersebut. 
  • Pantun Kiasan adalah pantun yang berisi kiasan biasa untuk menyampaikan suatu hal secara tersirat. 

Baca Juga:

Pengertian Puisi dan Jenis-Jenis Puisi
Pengertian Hikayat dan Unsur-Unsur Hikayat
Pengertian Pantun dan Bentuk-Bentuk Pantun
Pengertian Masalah: Apa itu Masalah
Pengertian Fakta dan Pengertian Opini Serta Contohnya

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Pantun, Ciri Pantun, & Macam-Macam Pantun. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian pantun, ciri-ciri pantun, dan macam-macam pantun. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Referensi: Pengertian Pantun, Ciri Pantun, & Macam-Macam Pantun
  • Trianto, Agus. 2007. Pembahasan Tuntas Bahasa Indonesia. Penerbit : Erlangga.
  • Waridah, Ernawati. 2012. Pedoman Umum EYD. Jakarta : Cmedia.
  • Tim Guru Indonesia. 2011. Target Menguasai Pelajaran SD Kelas 4. Jakarta : Cmedia.  
sumber: http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-pantun-ciri-pantun-macam.html

Pengertian, Usur, dan Ciri-Ciri Puisi

Selamat datang di softilmu blog sederhana yang berbagi pengetahuan dengan penuh keikhlasan.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas tentang “PUISI”, beberapa pembahasan utamanya adalah Pengertian Puisi, Unsur – Unsur Puisi ( Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik), dan Ciri – Ciri Puisi. Langsun saja ya..
A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan. Suatu karya puisi yang baik memiliki makna yang mendalam, makna diungkapkan dengan memadatkan segala unsur bahasa. Bahasa pada puisi tidak sama dengan bahasa yang kita pakai sehari – hari, Puisi menggunakan bahasa yang ringkas namun penuh makna dan Kata – kata yang digunakan mengandung banyak pengertian. Luasnya pengetahuan pembaca sangat penting saat membaca puisi, karena untuk menemukan makna dalam sebuah puisi, pembaca harus membaca puisi dengan seksama dan memperhatikan banyak faktor dalam puisi tersebut.

B. UNSUR – UNSUR PUISI
Suatu puisi dibangun berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik Puisi
Secara umum, unsur Intrinsik Puisi dibagi menjadi 7, yaitu :
a. Unsur Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi. Setiap puisi mempunyai banyak hal yang dibahas, namun pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan tersebut. Nah Topik Utama itulah yang disebut Tema.
b. Unsur Suasana (Latar)
Suasana adalah unsur pemikiran dan perasaan penyair yang mampu membuat suatu suasana terhadap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar suatu puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan kepada pembaca atau pendengar. Suasana yang ditimbulkan bisa gembira, sedih, terharu, dll. Semakin tersampaikannya suasana tersebut kepada pembaca atau pendengar, maka semakin bagus puisi tersebut.
c. Unsur Imaji
Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya Imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami dan benar – benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa Citraan, yaitu :
  • Citraan Penglihatan
  • Citraan Pendengaran
  • Cintraan Perabaan
  • Citraan Penciuman
  • Citraan Pengecapan
  • Citraan Gerak
  • Citraan Perasaan
  • Citraan Intelektual

 d. Unsur Simbol (Lambang)
Simbol atau lambang merupakan unsur puisi yang menyatakan bahwa kata – kata dalam puisi bisa saja merupakan suatu lambang untuk maksud dan tujuan yang lain. Contohnya “Hati yang Terbuat Dari Baja”, kata “Baja” dalam baris puisi tersebut bisa melambangkan atau menjadi simbol kekuatan yang sulit untuk dipecahkan.
e. Unsur Musikalitas Puisi (Nada/Bunyi)
Sebuah puisi disusun atas kata – kata tertentu yang penuh makna dan juga indah untuk didengar. Kata – kata tersebut berfungsi terhadap keseluruhan makna yang terdapat dalam puisinya. Musikalitas Puisi yang dimaksud adalah penyusunan kata – kata yang bermakna, indah, dan juga menarik didengar bunyinya sehingga menarik bagi pembaca atau pendengar puisi tersebut.

f. Unsur Gaya Bahasa
Dasar dari suatu susunan puisi adalah bahasanya. Setiap Penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda – beda, gaya bahasa ini menjadi pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaan saat membuat puisi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya adalah bedanya zaman, pengalaman hidup penyair, perbedaan tempat budaya, dll.
g. Unsur Amanat
Seperti yang telah saya jelaskan diatas, setiap puisi memiliki makna tertentu. Oleh karena itu puisi yang baik memiliki amanat yang hendak disampaikan. Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi, dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat, jadi kita harus memahami puisi tersebut dengan benar untuk mendapatkan amanat penyair tersebut.
2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur pada penyair yang tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Artinya unsur ekstriksi adalah unsur luar puisi, diantaranya adalah :
  • Keadaan Sosial Penyair
  • Lingkungan Penyair
  • Profesi Penyair
  • Pengalaman Penyair
  • Kondisi Ekonomi Penyair
  • Peran Penyair dalam Masyarakat
  • Dll.
Artikel Penunjang : Pengertian,Unsur, Struktur, dan Jenis – Jenis Kalimat
C. CIRI – CIRI PUISI
Pada prinsipnya Unsur dan Ciri puisi tidak jauh berbeda, namun secara umum puisi memiliki ciri – ciri sederhana sebagai berikut.
1. Pola Bunyi (rima)
Pola Bunyi atau Rima adalah penataan bunyi dari kata – kata yang menyusun puisi tersebut. Penataan bunyi tersebut dapat dilihat dari setiap baris juga bisa diamati dari berberapa baris dalam satu bait. Penataan Bunyi Puisi bisa dilakukan secara sengaja oleh penyair dan bisa juga tertata secara kebetulan.
2. Irama (Ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.
3. Diksi (Pemilihan Kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata – kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai sehari – hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA :
Kusmayadi, ismail. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia Kelas XII. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Romadhona, Gita; Oktavia, Widyawati.2011. Superlengkap Bahasa Indonesia SMP. Jakarta : GagasMedia
Damayanti, Dewi. 2012. Buku Pintar UN SMP 2013. Jakarta : Cmedia
Nah itulah pembahasan kami terkait dengan topik kali ini yaitu “PUISI”, semoga dapat bermanfaat bagi sahabat. Apabila masih ada pertanyaan tentang artikel ini, silahkan pertanyaannya diisi di kotak komentar. Terimakasih telah berkunjung ke softilmu, sering – sering mampir ya.

Sumber: http://www.softilmu.com/2015/02/Pengertian-Ciri-Unsur-Intrinsik-Ekstrinsik-Puisi-Adalah.html

Pengertian Majas, Macam-Macam Majas dan Contoh Majas Lengkap

 Pengertian Majas, Macam-Macam Majas dan Contoh Majas Lengkap – Materi tentang gaya bahasa atau lebih populer dengan istilah majas merupakan materi yang cukup banyak kita temukan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Baik kurikulum lama maupun kurikulum terbaru 2013 sama-sama memuat majas sebagai salah satu materi wajib bahasa Indonesia.

Pengertian Majas
Secara sigkat majas dapat diartikan sebagai gaya bahasa. Lembih lengkapnya pengertian majas ialah gaya  bahasa indah yang bertujuan untuk mempercantik susunan kalimat  atau memberikan kesan dan efek tertentu kepada pembaca baik secara lisan maupun tulisan.

Selain pengertian di atas ada juga yang mengartikan majas sebagai   pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih imajinatif. Oleh sebab itu, kalimat bahasa Indonesia yang mendapatkan sentuhan majas akan tampak berbeda dengan kalimat-kalimat bahasa Indonesia pada umumnya. Sehangga dari sinilah para penikmat karya sastra akan menemukan  keindahan serta keragaman bahasa yang menarik untuk dinikmati.

Majas dalam bahasa Indonesia banyak digunakan dalam berbagai karya sastra dan tulis seperti puisi, pantun, sajak ataupun cerita. Sehingga bagi anda yang berminat untuk menekuni dunia tulis dan sastra wajib rasanya untuk tau dan menguasai lebih dalam ihwal majas dengan berbagai jenis dan geragamannya. Sehingga diharapkan nantinya karya-karya yang anda telurkan benar-benar memiliki nilai sastra yang dapat dinikmati oleh khalayak.

Macam Macam Majas
pengertian majas
Secara garis besar, majas dapat kita golongkan ke dalam empat kelompok besar yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Dan dari empat macam majas tersebut nantinya akan ada jenis-jenis majas turunan yang insyaAlloh akan kami jelaskan pengertiannya satu persatu disertai contoh penggunaannya.


    Majas terdiri atas :

    Majas Perbandingan (Asosiasi Atau Perumpamaan, Metafora, Personifikasi, Alegori, Simbolik, Metonimia, Sinekdok, Simile)
    Majas Pertentangan (Antitesis, Paradoks, Hiperbola, Litotes)
    Majas Sindiran  ( Ironi, Sinisme, Sarkasme)
    Majas Penegasan (Pleonasme, Repetisi, Paralelism, Tautologi, Klimaks, Antiklimaks, Retorik )


A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan untuk meninggalkan  kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar ataupun pembaca. Jika kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :


1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini biasanya ditandai dengan penggunaan  kata bagai, bagaikan, seperti, , seumpama, bak dan laksana.
Contoh :

    Wajahnya bagaikan rembulan.
    Rambutnya bak mayang yang terurai.
    Dia mewarisi sifat seperti seekor singa.
    Badannya  seperti samson.
    Watak dan karakternya seperti batu.


2) Majas Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Kata atau kelompok kata yang dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, seperti kata bunga desa dalam kalimat “ Zahro adalah bunga desa yang diidamkan oleh banyak pria”. Contoh lainnya sebagai berikut:

Contoh:

    Ia sangat terpukul dengan kepergian belahan hatinya
    Raja siang keluar dari ufuk timur
    Rosyid selalu menjadi bintang kelas setiap semester
    Ronaldo menjadi mesin pencetak gol bagi Madrid
    Pak Tono adalah tangan kanan ayahku.
    Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah.


4) Majas Alegori
Majas Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan mengunakan kiasan atau penggambaran.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:

    Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang  kuatnya ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
    Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya musnah
    Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.


3) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa  yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seakan-akan memiliki sifat seperti manusia.

Contoh:

    Badai mengamuk dan memporakporandakan rumah
    Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
    Hujan rintik menari-nari diatas genting
    Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan sore ini.
    Api telah melahap seisi rumah gubuk itu


5) Majas Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang tertentu yang dapat menggantikan kata yang ingin diutarakan.

Contoh:

    Ia terkenal sebagai buaya darat ( playboy)
    Rumah itu hangus dilalap si jago merah ( api )
    Aku tidak suka berteman dengan bunglon (tidak berpendirian)
    Pada bulan ini KPK berhasil meringkus banyak tikus. (koruptor)
     Meminjam uang dari lintah darat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah keuangan.


6) Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:

    Ia berangkat ke rumahku hanya dengan  mengenakan Cubitus. (kaus)
    Pak Toni berangkat ke kantor dengan Bata (sepatu)
    Ayah membaca koran sambil menikmati Kapal Api (kopi)
    Setelah makan, Ani minum satu gelas Aqua. ( air )
    Pejalan kaki itu tewas tertabrak Kijang. (mobil)
    Pak guru menegornya setelah kepergok menghisap Jarum (rokok)


7) Majas Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya seluruhnya untuk sebagian. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
1) Sinekdok Pars pro toto, Yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:

    Untuk bisa masuk ke pasar malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar Rp. 10.000 saja.
    Ayah membeli satu ekor kambing untuk disembelih dan dijadikan gulai.

2)  Majas Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:

    Barcelona mencetak gol kemenangannya pada menit ke 80.
    Menonton TV memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
    Polri berhasil meringkus kawanan  begal yang sering beraksi di daerah Lampung Utara.


8. Majas Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Simile hampir sama dengan majas asosiasi, hanya beda-beda tipis saja. Untuk lebih jelas baca saja :

Contoh:

    Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.
    Wajahnya bercahaya bagaikan rembulan yang selalu menerangi kegelapan malam.
    Dia pemberani bak seekor singa yang tidak pernah gentar dengan musuh sekuat apapun
    Kerjanya seperti mesin yang tidak pernah berhenti.
    Wataknya  seperti batu yang sangat sulit untuk dilunakkan.


B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Gaya bahasa atau kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan maksud sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan tujuan untuk memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.


1) Majas Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berantonim atau berlawanan arti dalam satu kalimat.

Contoh:

    Dia kerja siang malam untuk mewujudkan cita-citanya
    Menang kalah merupakan sesuatu yang biasa dalam sebuah pertandingan
    Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Alloh
    Perjalanan pulang pergi Jakarta Bogor memakan waktu yang tidak terlalu lama
    Pekerjaan kantor tidak pernah menghalangi  hobinya untuk naik turun gunung


2) Majas Paradoks
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal atau dua situasi yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks juga merupakan opini yang besebangan dengan kebiasaan yang ada sehingga terkesan aneh dan dapat mencuri perhatian si pendengar atau pembaca.

Contoh:

    Aku merasa kesepian di tengah keramaian
    Di balik senyum manisnya terpendam luka yang mendalam
    Meski cuaca sangat panas, pikiran harus dingin
    Selalu ada hikmah yang dapat kita petik dari setiap musibah


3) Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah  pernyataan yang berlebihan yang melampaui kenyataan sebenarnya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau mencuri perhatian.
Contoh:

    Keringatnya sampai menganak sungai.
    Tak jarang seorang ayah harus membanting tulang demi keluarga.
    Badannya sangat kurus, hanya tinggal kulit pembalut tulang.
    Setiap hari dia memeras keringat demi mendapatkan sesuap nasi
    Ia dapat menghitung secepat kilat


4) Majas Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara merendah dibawah dari kenyataan yang sesungguhnya. Litotes biasa digunakan sebagai bentuk basa-basi dengan tujuan merendah atau menghormati lawan bicara.

Contoh:

    Hanya kado kecil ini yang bisa aku berikan.
    Mampirlah sejenak untuk mencicipi hidangan yang ala kadarnya ini.
    Perkenankan hamba yang bodoh ini untuk menyampaikan pendapat.
    Saya hanya orang desa yang beruntung mengenyam pendidikan.
    Hanya hal remeh seperti ini yang bisa saya perbuat

C. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah gaya bahasa yang mengandung kata kiasan yang dipergunakan untuk memberikan penegasan. Hal ini diakaukan guna meningkatkan kesan serta pengaruh terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Majas Pleonasme
Pleonasme adalah  penggunaan kata-kata yang sudah mafhum (dimaklumi) sebagai bentuk penegasan. Pada dasarnya tanpa kata-kata  tersebut sebuah kalimat sudah dapat difahami secara utuh.

Contoh:

    Semua penghuni rusun bergegas  turun ke bawah untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
    Pantang baginya untuk mundur ke belakang.
    Hanya perwakilan demonstran saja yang diperkenankan masuk ke dalam untuk meakukan negoisasi.
    Sedari tadi ia hanya merunduk ke bawah penuh penyesalan
    Serentak para penonton mendongak ke atas menyaksikan manufer pesawat tempur TNI AU.


2) Majas Repetisi
Repetisi adalah majas menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan. Gaya bahasa seperti ini banyak kita temukan dalam sajak maupun pidato-pidato motifasi.

Contoh:

    Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, hidup adalah realita yang harus kita hadapi.
    Dunia ini adalah fana,  dunia ini hanya tempat bersinggah, dunia ini hanya sementara.
    Dialah yang kurindu, dialah yang kutunggu, dialah belahan hatiku.
    Cinta adalah misteri, Cinta adalah kesetiaan,Cinta adalah pengorbanan.
    Hiduplah dengan visi, hiduplah dengan misi, hiduplah untuk menggapai prestasi

3) Majas Paralelisme
Paralelisme biasa digunakan untuk menunjukan suatu titik kesamaan kedudukan sesuatu yang sering dianggap sebagai suatu yang memiliki jarak karena memiliki karakteristik yan berbeda. Atau dapat juga paralelisme digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata yang diulang – ulang untuk menggambarkan makna yang ingin diutarakan sama dengan deskripsi dari kata yang diulang –ulang tersebut.

Pada intinya majas paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Majas Tautologi
Tautologi merupakan jenis majas penegasan berupa  pengulangan  sebuah kata atau sinonim kata.
Contoh:

    Bukan, bukan, bukan itu yang aku inginkan (menngulang kata; bukan)
    Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara. (mengulang sinonim rukun)


5) Majas Klimaks
Klimaks adalah jenis majas penegasan yang menyatakan beberapa hal secara bertingkat dari yang terkecil/terendah hingga yang terbesar/tinggi.
Contoh:

    Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua merasa bahagia dengan dibangunnya Masjid Nurul Amal.
    Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden harus sejajar di mata hukum.


6) Majas Antiklimaks
Antiklimaks adalah adalah kebalikan majas klimaks. Majas ini menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:

    Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan semua siswa SMP N 2 Bangun Rejo mengikuti upacara bendera.
    Produk kami telah tersebar di seluruh daerah mulai provinsi, kota, kecamatan bahkan desa.


7) Majas Retorik
Retorik adalah majas penegasah yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuan pertanyaan yang dilontarkan tidak lain hanya untuk memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:

    Enak bukan bolos sekolah? Besok ulangi lagi ya!
    Kamu selalu menghindar ketika aku sedih. Apa ini yang kamu bilang sahabat ?
    Negara kita nampak semakin carut-marut. Apa ini yang orang sebut "revolusi mental"?


D. Majas Sindiran
Susuai namanya majas sindiran ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang. Maka tidak heran jika sebagian ahli bahasa ada yang mengelompokkan majas ini ke dalam majas pertentangan.
Contoh:

    Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
    Bagus sekali tulisanmu, sampai aku susah membacanya.
    Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.


2) Majas Sinisme
Sebagaimana majas ironi majas sinisme merupakan majas yang digunakan untuk maksud menyindir. Bedanya, pada majas ironi sindiran diungkapkan secara tidak langsung menggunakan kata-kata positif. Sedangkan sinisme  menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain dengan kata yang cenderung negatif.
Contoh :

    Tingkah lakumu sangat konyol, tidak semestinya muncul dari seorang mahasiswa sepertimu.
    Caramu mengaji tidak mencerminkan jika kamu pernah belajar di pesantren.



3) Majas Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan jika sarkasme lebih sering digunakan untuk menyakiti orang atau lawan bicara. Makanya majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:

    Mual aku melihat wajahmu, pergi kamu!
    Dasar keong sawah, kerja begini saja lama sekali!

Demikian pengertian macam-macam majas beserta contohnya. Jika ada penambahan atau koreksi yang pembaca anggap perlu silahkan coment saja. InsyaAlloh dengan lapang dada usulan akan dipertimbangkan.

Sumber:  http://www.abimuda.com/2015/09/pengertian-dan-macam-macam-majas-lengkap-beserta-contoh.html