Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering terlibat dalam kegiatan atau forum resmi. Dalam acara publik
semacam itu tidak tertutup kemungkinan kita diminta untuk tampil sebagai
pembawa acara, moderator diskusi, atau pun pembicara. Hal yang
seringkali harus dilakukan bila kita berperan sebagai pembawa acara atau
moderator suatu diskusi atau seminar adalah memperkenalkan diri dan
memperkenalkan pembicara.
Pada saat memperkenalkan diri atau orang
lain dalam forum resmi, butir-butir yang perlu disampaikan adalah nama
(lengkap dan panggilan), kelahiran, pendidikan, pekerjaan atau
aktivitas, prestasi (bila ada), domisili saat ini, dan bidang keahlian.
Bagaimana cara memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi? Pertama, lakukan secara tenang dan meyakinkan dalam suasana rileks. Kedua, gunakan kalimat-kalimat perkenalan dan ucapkan secara lancar dengan intonasi yang bervariasi. Ketiga, tempatkan jeda secara tepat. Keempat, lafalkan setiap kata yang digunakan secara jelas.
Hal yang juga harus
diperhatikan dalam memperkenalkan diri dan orang lain adalah penggunaan
kata ganti diri (sapaan). Seringkali, dalam memperkenalkan orang lain,
moderator kurang tepat dalam memilih kata ganti diri, sehingga dapat
menimbulkan suasana kurang nyaman. Misalnya, menyebut narasumber dengan
kata ”dia”. Padahal, orang yang dimaksud usianya lebih tua dan merupakan
orang terpandang. Hal itu mungkin terjadi karena moderator kurang
memahami latar belakang narasumber. Gunakan bahasa yang bervariasi.
Perhatikan vokal, gerak, dan mimik.
Berikut ini disajikan contoh memperkenalkan diri dalam forum resmi yang disampaikan oleh seorang moderator.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, marilah
kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Pagi ini,
kita telah diberi-Nya kesehatan sehingga dapat berkumpul pada seminar
ini.
Sebagaimana telah Anda ketahui, tema
seminar hari ini adalah ”Menumbuhkan nasionalisme generasi muda melalui
kegiatan apresiasi sastra.” Sebuah tema yang cukup menarik,
terlebih menjelang HUT Kemerdekaan RI kali ini. Sebagaimana kita
ketahui, di era global ini, gempuran budaya asing seakan tak terbendung.
Tak ada lagi batas-batas yang memisahkan satu negara dengan negara
lain. Sehingga nasionalisme generasi muda semakin hari kita rasakan
semakin luntur. Dalam kesempatan ini kita akan mengupas masalah tersebut
bersama narasumber yang telah hadir bersama kita.
Namun, sebelum narasumber mengupas masalah tersebut, saya selaku moderator akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Ahmad Fajar. Saya lahir di Madiun lima belas tahun yang lalu. Saya seorang pelajar kelas X di SMA Negeri 2 Madiun.
Selanjutnya, saya perkenalkan
narasumber yang telah hadir di samping saya. Beliau adalah Bapak Hasan
Sudiro. Beliau adalah seorang sastrawan yang banyak menuliskan puisi
yang bertema nasionalisme. Beliau lahir di Surabaya empat puluh tujuh
tahun yang lalu. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian
Surabaya tahun 1998 – 2002. Aktivitas sehari-hari beliau saat ini adalah
sebagai penggiat sastra di Bengkel Sastra Matahari, Surabaya.
Karya-karya beliau telah dipublikasikan di berbagai media massa, baik
lokal maupun nasional. Buku kumpulan puisi beliau yang telah terbit
adalah “Menjaring Rembulan” dan “Tanahku Indonesia”. Pada kesempatan ini
beliau akan menyampaikan makalahnya berjudul “Pemanfaatan puisi sebagai
wahana menumbuhkan nasionalisme generasi muda”.
Selamat mencoba menyusun sendiri kalimat-kalimat perkenalan seperti contoh di atas.
sumber: https://kelasmayaku.wordpress.com/2010/07/22/memperkenalkan-diri-dan-orang-lain-dalam-forum-resmi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar