RAGAM
BAHASA (VARIASI BAHASA)
DEFINISI RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah varian dari
sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah
bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras,
gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku
itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering
dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya
kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
Berdasarkan pokok
pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media
pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam
lisan yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa cakapan
- Ragam bahasa pidato
- Ragam bahasa kuliah
- Ragam bahasa panggung
2. Ragam
tulis yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa teknis
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa catatan
- Ragam bahasa surat
Berdasarkan hubungan
antarpembicara atau akrab tidaknya pembicara, ragam bahasa dibedakan atas:
- Ragam bahasa resmi
- Ragam bahasa akrab
- Ragam bahasa agak resmi
- Ragam bahasa santai
- dan sebagainya
PENGERTIAN RAGAM ILMIAH
Ilmiah itu merupakan kualitas dari tulisan yang membahas
persoalan-persoalan dalam bahasa Indonesia bidang ilmu tertentu. Kualitas
keilmuan itu didukung juga oleh pemakaian bahasa dalam ragam ilmiah. Jadi,
ragam bahasa ilmiah itu mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas
tulisan ilmiah. Ragam ilmiah merupakan pemakaian bahasa yang mewadahi dan
mencerminkan sifat keilmuan dari karya ilmiah. Sebagai wadah, ragam ilmiah
harus menjadi ungkapan yang tepat bagi kerumitan (sofistifikasi) pemikiran
dalam karya ilmiah. Dari pemakaian ragam itu juga bukan saja tercermin sikap
ilmiah, melainkan juga kehati-hatian, kecendekiaan, kecermatan, ke
bijaksanaan (wisdom), dan kecerdasan
dari penulisnya.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam
bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa
yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan
dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif
untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.
KARAKTERISTIK BAHASA
INDONESIA RAGAM ILMIAH
Karakteristik ragam
bahasa ilmiah ialah:
1. Mencerminkan
sikap ilmiah,
Sikap ilmiah yang harus tercermin dalam
ragam ilmiah ialah sikap objektif, jujur, hati-hati, saksama, dan tidak
‘bombastis’. Ragam ilmiah bersifat cendekia (intelektual), artinya bahasa
Indonesia ragam ilmiah itu dapat digunakan secara tepat untuk mengungkapkan
hasil berpikir logis, yaitu mampu membentuk pernyataan yang tepat dan saksama.
2. Transparan,
Ragam ilmiah bersifat transparan dalam arti kata-kata itu
membawa pembaca langsung ke maknanya; kata-kata yang digunakan hendaknya tidak
bermakna ganda (ambigu). Kata-kata yang dipilih hendaknya kata-kata yang
denotatif bukan konotatif.
3. Lugas,
Bahasa ragam ilmiah bersifat lugas,
dalam arti menggambarkan keadaan atau fakta sebagaimana adanya. Ragam ilmiah tidak berbunga-bunga
penuh ornamen seperti ragam bahasa sastra. Ragam ilmiah tidak berputar-putar
dalam menuju ke satu tujuan, bahasa ragam ilmiah langsung menuju ke sasaran,
langsung ke pokok masalah.
4. Menggunakan
paparan (eksposisi) sebagai bentuk karangan yang utama.
Bentuk karangan utama yang digunakan dalam tulisan ilmiah
ialah paparan atau eksposisi, dan dapat diselingi deskripsi, argumentasi, narasi. Dalam tulisan ilmiah ada
sesuatu yang perlu dideskripsikan, kadang diceritakan, atau beberapa definisi
diperbandingkan dan dibahas secara lebih tepat. Seperti yang sudah disebutkan,
dalam paparan banyak digunakan definisi, klasifikasi atau analisis.
5. Membatasi
pemakaian majas (figures of speech),
Berbeda dengan tulisan ragam sastra,
dalam ragam ilmiah pemakaian majas dibatasi. Majas itu sebenarnya juga
menjelaskan, tetapi lebih mengacu pada imajinasi daripada realitas. Dalam ragam
sastra, majas dapat menumbuhkan “keremang-remangan” suatu hal yang kadang
memang diupayakan dalam karya sastra yang berbentuk puisi. Mengapa majas hanya
dibatasi dan tidak disingkirkan? Karena dalam ragam bahasa ilmiah terdapat kata
atau istilah yang sebenarnya semula berupa majas, misalnya mewatasi, melahirkan,
membuahkan.
6. Penulis
menyebut diri sendiri sebagai orang ketiga (penulis, peneliti),
Dalam ragam ilmiah, penyebutan penulis
bukan aku atau saya melainkan penulis atau dalam hal laporan hasil penelitian,
peneliti, atau kalimat-kalimatnya menggunakan bentuk pasif, sehingga penyebutan
penulis dapat dilesapkan.
7. Sering
menggunakan definisi, klasifikasi, dan analisis,
8. Bahasanya
ringkas tetapi padat,
Ragam bahasa ilmiah bersifat ringkas
berpusat pada pokok permasalahan. Kalimat-kalimatnya harus hemat, tidak
terdapat kata-kata yang mubazir. Namun kalimat-kalimatnya harus lengkap, bukan penggalan kalimat.
9. Menggunakan
tata cara penulisan, dan format karya ilmiah secara konsisten (misalnya dalam
merujuk sumber dan menyusun daftar pustaka),
Ragam bahasa ilmiah harus mengikuti tata
tulis karya ilmiah yang standar. Misalnya penggunaan salah satu sistem
penulisan rujukan atau catatan kaki
diterapkan secara konsisten, demikian pula dalam menyusun daftar pustaka.
10. Dan
menggunakan bahasa indonesia baku.
Pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah termasuk
pemakaian bahasa dalam situasi resmi. Pemilihan kata (diksi) harus memenuhi
beberapa prinsip, yaitu ketepatan, kebakuan, keindonesiaan, dan kelaziman.
Dalam prinsip ketepatan, kata yang dipilih secara tepat sesuai dengan yang
dimaksudkan. Prinsip kebakuan menekankan pemakaian kata baku. Prinsip
keindonesiaan menyarankan penggunaan kata-kata bahasa Indonesia. Prinsip
kelaziman, menyarankan penggunaan kata-kata yang sudah umum.
REFERENSI
- Pendahuluan KBBI
edisi ketiga.
- MeAcham, Marjorie
and Janie Rees-Miller. 2001. Language in social contexts. Boston:
Bedford/St. Martin's.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar